makalah ilmu sosial budaya

Bab I
Pendahuluan

I.I  Latar belakang
Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.
Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh China di masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari China, Jepang dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan warna - warna terang dan masih mempertahankan motif - motif tradisional setempat.
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.
Bab II
Isi

II.1 Makanan Khas
Pempek merupakan makanan khas Palembang yang telah terkenal seantero nusantaraKota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang.
Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).

(http://www.edukasi.net/karyaanda/viewkarya.php?kid=16)
Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.
Model, salah satu olahan pempek yang menggugah selera.model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).
Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong kecil-kecil dan kemudian disiram kuah santan pedas.Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang.
Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.
Martabak HAR,adalah makanan Khas dari timur.yang dibawah oleh warga keturunan. berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek dan telor ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
Pindang Patin, salah satu makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat.Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.
Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.
Otak - otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang.
Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian digoreng.Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan di hari raya
Kue Delapan Jam, dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini benar - benar sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam. Kue khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan di hari raya.Kue Srikayo, berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit

II.2 Seni Tari
             Gending Sriwijaya merupakan tari spesifik masyarakat Sumatera Selatan untuk menyambut tamu istimewa yang bekunjung ke daerah ini, seperti kepala negara, kepala-kepala pemerintahan negara sahabat, duta-duta besar atau yang setara itu. Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu. Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai.
            Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyakdigantikan tape recorder.Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal terkadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya dilakukan oleh putri saja. Sultan atau bangsawan.
Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya. Tari Gending Sriwijaya, termasuk lagu pengiringnya, diciptakan tahun 1944 untuk mengingatkan para pemuda bahwa para nenek moyang adalah bangsa dan besar yang menghormati persaudaraan dan persahabatan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Sang pencipta.
Masyarakat Palembang memiliki seni tari sendiri, baik bergaya modern hasil kreasi seniman-seniwatinya, maupun tari-tarian klasik.Diantaranya, tari tepak atau tari tanggai yang biasa digelarkan untuk menyambut tamu-tamu terhormat. Tarian ini memiliki persamaan dengan dengan tari Gending Sriwijaya. Perbedaannya pada jumlah penari dan busananya.Tari tepak atau tanggai dibawakan oleh 5 penari, sedang Gending Sriwijaya 9 penari. Busana penari tepak atau tanggai ini tidak selengkap busana dan asesori penari Gending. Tari Melati Karangan, merupakan perlambang keagungan kerajaan Sriwijaya mempersembahkan mealati dalam bentuk emas kepada kaisar Cina di abad ke VII. Tari Dana merupakan tarian rakyat yang biasa dibawakan para remaja. Tari digelarkan dalam acara gembira yang dibawakan 4-6orang penari atau secara massal oleh putra-putri. Tari Dana juga dikenal diseluruh Sumatera Selatan.
(http://palembangbari.blogdetik.com/2009/04/06/sekilas-tari-gending-sriwijaya-tari-tanggai/)
II.3 Kerajinan Khas (Lakuer)
           Hasil kerajinan lakuer sangat populer diPalembangIndonesia ThailandIndonesia Jakarta Palembangmenjualnya, orang mulai mengenal bahwa barang barang lakuer juga diproduksi di Indonesia, khususnya tahun 1980-an, dan salah satu pusat perbelanjaan di ). Baru setelah Pameran Produksi (Jepang dan dan sekitarnya, tetapi belum dikenal luas oleh masyarakat di Nusantara. Di pasaran banyak dijual barang barang lakuer, tetapi barangbarang itu berasal dari luar.
 A. Asal “lakuer”

                 Kata lakuer (bahasa Inggris: lacquer) berasal dari kata lac, yaitu nama bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis serangga yang bernama Laccifer lacca. Tumbuhan tempat bertenggernya serangga ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan di daerah Pegunungan Himalaya. Orang Jepang menyadapnya dari pohon tersebut sekali dalam 10 tahun. Di Sumatera Selatan pohon tersebut dikenal dengan nama pohon kemalo.
Lakuer atau pengerjaan lakuer untuk pertama kalinya dilakukan di Tiongkok, tetapi kemudian diproduksi secara besar-besaran di Jepang. Menurut sumber Tionghoa pada masa Dinasti Ming (1368-1643 M), lakuer awalnya dipakai untuk menulis pada batang bambu. Pada masa Dinasti Chou (1027-256 SM), tempat-tempat makanan pada mulanya dibuat dari lakuer. Pada masa berikutnya lakuer dipakai untuk menghias tandu dan kereta kecil. Motif hias yang dipakai orang Tionghoa adalah motif hias flora dan fauna (naga, burung hong, dan kura-kura).
              Ada sebuah berita Tionghoa yang ditulis oleh Chau Ju kua dari masa Dinasti Song (960-1279 M). Di dalam berita itu disebutkan negeri-negeri yang dikunjungi oleh para saudagar Tionghoa, termasuk di dalamnya negeri-negeri di Asia Tenggara, dan hasil produksi dari negeri-negeri tersebut.CatatanChau Ju kua menyebutkan sebuah negeri bernama TonkinAnnamMalaysia Hainan Brunei,dan Jawa. Beranang(yang menghasilkan antara lain lakuer.Selanjutnya disebutkan negara-negara yang memperdagangkan barang-barang lakuer, misalnya
             Di Annam para pedagang memperdagangkan kayu cendana, kamper, timah hitam, timah, samshu, gula, musk, dan barang lakuer. Penduduk asli Beranang menghasilkan su dan chan (sejenis kayu gaharu), kayu laka, kayu cendana, dan gading gajah. ParaHainan dari Tsuan chou untuk berdagang, antara lain, memuat wadah-wadah lakuer. pedagang asing di negeri itu menukarkannya dengan emas, perak, porselen, besi, barang lakuer, samshu, beras, gula, dan terigu. Jung-jung Tiongkok yang datang ke
Meskipun hubungan ekonomi dan agama dengan Tiongkok sudah berlangsung cukup lama, masuknya kemahiran mengerjakan lakuer di Palembang belum dapat diketahui dengan pasti. Berdasarkan berita Tionghoa, hubungan perdagangan dan agama antara Tiongkok dan Sriwijaya sudah berlangsung sejak sekitar abad ke-7 Masehi. Bermacam-macam komoditas, baik hasil hutan maupun hasil bumi, pada masa itu diperdagangkan. Namun, dalam berita itu tidak disebutkan barang lakuer, baik sebagai barang komoditas maupun sebagai barang persembahan (upeti).
AdaSiam kabar burung bahwa kerajinan membuat lakuer berasal dari negeri . Pada mulanya hanyalah merupakan upeti dari para saudagar untuk penguasa setempat. Tujuannya agar saudagar yang memberikan upeti tersebut diperkenankan oleh penguasa setempat untuk masuk dan berdagang bahkan mengharap agar diperkenankan menetap di wilayah kekuasaannya. Siam
Keterangan itu kurang kuat meskipun ThailandPalembang mirip dengan ragam hias lakuer Tiongkok. juga menghasilkan barang-barang lakuer, yang biasanya mempunyai ciri khas menggambarkan makhluk kayangan (kinara dan kinari) dengan mahkota khas Thai yang meruncing ke atas. Dugaan yang lebih masuk akal adalah berasal dari negeri Tiongkok karena ragam hias lakuerKarena banyaknya barang tersebut dan juga bentuknya yang cukup menarik, akhirnya barang lakuer mulai ditiru oleh orang-orang terampil. Dalam peniruan barang lakuer banyak diciptakan kreasi baru.
Dalam waktu relatif singkat peniru telah dapat memproduksi barang lakuer dalam jumlah banyak. Dengan masuknya agama Islam di Palembang, ragam hias pada barang lakuer juga bernapaskan Islam, terutama untuk barang pesanan para kerabat sultan dan kaum bangsawan.
B. Cara pembuatannya
Dengan mesin bubut, sebongkah kayu dibentuk bulat atau silindris. Untuk bentuk kotak atau membuat dinding pemisah (sketsel) tidak diperlukan pembubutan, cukup dengan membentuknya dari bilah-bilah papan. Permukaannya dihaluskan dengan amplas halus, warna dasar dengan oker, dijemur hingga kering. Bagian yang berlubang didempul dan kembali diampelas. Dilukis dengan tinta china dengan hiasan flora dan fauna yang mengambil motif binatang (naga berbadan singa dengan sisik dan duri di badannya), burung bangau, burung hong, dan ayam.
Ragam hias yang telah dilukis biasanya diwarnai merah kesumba, merah darah, hitam, dan kuning emas (prada). Warna dasar yang digunakan hitam dan merah kesumba. Terakhir dilakukan bal, yaitu memoles agar permukaannya berkilauan. Agar tahan lama dan cemerlang, dilapisi cairan serlak (vernis), fungsinya sebagai coating, dan dijemur kembali.
Dalam membuat sebuah lemari khas Palembang, perajin memerlukan waktu sekitar 20 hari, mulai dari membentuk lemari, mengukir daun pintu dan mahkota (bagian atas lemari), menggambar, sampai menghaluskan. Kayu yang terbaik untuk bahan bakunya adalah kayu mahoni.

II.4 Tradisi Pernikahan Adat Palembang

Konon, ritual dan tradisi adat pernikahan Palembang merupakan salah satu simbol yang mencerminkan keagungan serta kejayaan dinasti raja-raja Sriwijaya berabad-abad silam. Kilau keemasan serta simbol kemewahan dan keagungan terlihat dari rangkaian upacara adat yang menyertakan sejumlah ornamen warna keemasan dan kain sutera, baik untuk perlengkapan prosesi lamaran, seserahan, hingga saat pernikahan. Gemerlap warna keemasan juga menjadi titik pusat keindahan busana mempelai berikut asesorisnya. Berikut beberapa ritual adat yang mengiringi acara pernikahan adat Palembang :
1. Madik
Dalam tradisi madik keluarga calon mempelai pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk berkenalan sekaligus melakukan observasi terhadap keadaan calon mempelai wanita dan keluarganya. dalam tradisi ini biasanya calon mempelai pria mengutus orang kepercayaan dari kerabat ibu atau bapak calon mempelai pria yang dapat memberikan informasi yang akurat. Utusan tersebut datang berkunjung sambil melihat apakah calon mempelai wanita sudah cocok dan pantas untuk dijadikan pasangan hidup untuk calon mempelai pria. Penting juga untuk diketahui asal usul serta silsilah keluarga masing-masing dan apakah wanita yang dituju itu belum ada orang lain yang meminangnya.
Beberapa tenong atau songket yang berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu, juga beberapa tenong berbentuk songket segi empat dibungkus dengan kain batik bersulam benang emas yang berisi bahan makanan, seperti : mentega, telur, gula diserahkan kepada calon mempelai wanita sebagai buah tangan yang bersifat tidak resmi.

2. Menyenggung
Tradisi ini merupakan bentuk tanda keseriusan dari calon mempelai pria. Seperti halnya madik, dalam menyenggung calon mempelai pria juga mengutus kerabat dekat dan orang kepercayaannya untuk membicarakan kesepakatan dan mengatur tanggal kedatangan berikutnya untuk melamar. Buah tangan yang dibawa juga serupa dengan madik seperti tenong atau songket dan beberapa bahan makanan.

3. Meminang / Melamar
Keluarga calon mempelai pria beserta orang-orang yang diutus dan kerabat dekat lainnya datang ke rumah keluarga calon mempelai wanita untuk meminang. Rombongan tersebut menjelaskan maksud dan tujuan untuk meminang dengan membawa buah tangan dan apabila lamaran sudah diterima maka barang-barang hantaran diserahkan kemudian dilanjutkan dengan memutus kato atau menentukan hari dan tanggal pernikahan.
Hantaran atau gegawan yang dibawa antara lain berupa kain terbungkus dengan sapu tangan diletakkan diatas nampan, berikut 5 tenong berisi gula, gandum, juadah, buah-buahan dan lain sebagainya. Jumlah songket atau tenong selalu ganjil. Barang bawaan lebih lengkap berupa kain, baju, selendang, alat perhiasan, tas, kosmetik, selop, sepatu dan sebagianya. Juga disertai pisang setandan sebagai lambang kemakmuran.

4. Berasan dan Mutus
Bermusyawarah untuk menentukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar kedua belah pihak keluarga memutuskan dan menetapkan kata sepakat tentang hari, tanggal dan tahun pernikahan. Pihak yang datang biasanya adalah keluarga dekat calon mempelai serta 9 orang wanita dengan membawa tenong.
Utusan yang diwakili juru bicaranya menyampaikan kata-kata indah kadang berupa pantun. Selanjutnya para utusan melakukan upacara pengikatan tali keluarga, yakni dengan mengambil tembakau setumpuk dari sasak gelungan (konde) dan dibagi-bagikan pada para utusan dan keluarga. Kedua belah pihak mengunyah sirih dengan tembakau yang artinya kedua keluarga tersebut telah saling mengikat diri untuk menjadi satu keluarga.
Buah tangan yang dibawa biasanya berupa tenong, nampan, songket segi empat, satu baju dan satu selendang sutera, senting, selop, sandal, sepatu, alat rias, kosmetik, disertai pula buah-buahan dan setandan pisang

5. Akad Nikah / Perkawinan
Seperti halnya akad nikah dan perkawinan pada umumnya, acara ini dihadiri oleh karib kerabat dan keluarga kedua mempelai. Mas kawin yang diserahkan biasanya berupa perhiasan atau barang lain sesuai dengan apa yang diminta oleh keluarga pihak wanita dan telah disetujui pihak pria. Pengantin pria dibawa masuk ke ruangan, lalu penghulu memimpin pelaksanaan akad nikah.

6. Mengarak Pacar
Acara ini merupakan simbol bahwa mempelai wanita menerima pribadi suami atas pengakuan dan kemudian ditimbang-timbang, seolah-olah mempelai wanita berkata : pada saat ini suamiku kusambut dan kuterima segala titah dan kewajibanku sebagai ratu rumah tangga yang baik.
Arak-arakan rombongan keluarga mempelai pria tiba di rumah pengantin wanita. Rombongan disambut oleh ibu mempelai wanita. Para sesepuh perempuan sudah siap dengan semangkok kecil beras tabur (beras tabur yang dicampur uang receh) untuk ditaburkan kepada pengantin laki-laki beserta rombongan.
Perlengkapan yang digunakan antara lain seperti perahu yang dihiasi ornamen yang indah, lampu warna-warni, alat musik tabuh-tabuhan, keris pusaka, nampan serta kain sutra emas.


                                                                           Bab III
Penutup

III.1 Kesimpulan
            Dapat saya simpulkan bahwa kebudayaan dikota Palembang ini amatlah beraneka ragam dimana dimulai dari makanan khasnya seperti pempek dan pindang, seni tari berupa tari tanggai serta kerajinan dan tata cara adat perkawinan seperti yang telah dijelaskan diatas.ini menunjukkan bahwa dikota Palembang ini kebudayaan nya masih tetap dilestarikan dan dijaga dengan baik.

III.2 Saran
            Kebudayaan kebudayaan yang ada dikota Palembang ini harus lebih dilestarikan  dan dijaga agar kebudayaan tersebut tidak hilang serta akan dapat dinikmati oleh generasi –generasi penerus kita nanti kelak untuk menjadi alat pembelajaran bagi mereka nanti mengenai kehidupan nenek moyang nya dahulu melalui kebudayaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


http://www.edukasi.net/karyaanda/viewkarya.php?kid=16

isi hatiku

Cinta itu pernah ada dan bertahta
Bahkan jiwa ini adalah separuh jiwamu
Kau orang yang pernah membuatku merasa berarti
Dan temani bergolaknya hidupku
Dan kuakui hatiku masih untukmu
Walau kadang tak selalu sempurna
Namun tak seorangpun sanggup menggantikan
Pahit dan manis cerita kita...
Aku masih ingin bersamamu
Kan tetap memanggilmu sayang
Sampai selamanya mengukir namamu
Masih ingin tuk tersenyum memeluk dan rasakan kebahagiaan itu

Tak berujung dan tak pernah berakhir..

laporan DASAR KIMIA ANALISA (UNIVERSITAS SRIWIJAYA)

LAPORAN PENDAHULUAN
DASAR KIMIA ANALISA
I.         NOMOR PERCOBAAN :  I
II.      NAMA PERCOBAAN    : Penentuan Kadar Asam Cuka dengan Metode Titrasi Asam Basa
III.   TUJUAN PERCOBAAN :  Menentukan konsentrasi asam cuka atau asam asetat dalam larutan cuka dengan titrasi netralisasi menggunakan larutan standar NaOH
IV.   DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Larutan standar dalam titrasi memegang peranan yang amat penting, hal ini disebabkan larutan ini telah diketahui konsentrasi secara pasti (artinya konsentrasi larutan standar adalah tepat dan akurat). Larutan standar merupakan istilah kimia yang menunjukkan bahwa suatu larutan telah diketahui konsentrasinya.
Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.
Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:
·       Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
·       Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol atau DMF.
·       Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.
·       Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.
·       Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3.
·       Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3
·       Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi larutan natrium nitrit.
As2O3, asam bensoat, KBrO3, KHP, Na2CO3, NaCl, dan asam sulfanilik diatas adalah standar primer jadi senyawa ini ditimbang dengan berat tertentu kemudian dilarutkan dalam aquades dengan volume tertentu untuk didapatkan larutan standar primer.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer.
NaOH tidak dapat dipakai untuk standar primer disebabkan NaOH bersifat higroskopis oleh sebab itu maka NaOH harus dititrasi dahulu dengan KHP agar dapat dipakai sebagai standar primer. Begitu juga dengan H2SO4 dan HCl tidak bisa dipakai sebagai standar primer, supaya menjadi standar sekunder maka larutan ini dapat dititrasi dengan larutan standar primer NaCO3.
Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar primer:
1.        Memiliki kemurnian 100%
2.        Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan (pengeringan) disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu sebelum ditimbang.
3.        Mudah didapatkan (tersedia diaman-mana).
4.        Memiliki berat molekul yang tinggi (MR), hal ini untuk menghindari kesalahan relative pada saat menimbang. Menimbang dengan berat yang besar akan lebih mudah dan memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan dengan menimbang sejumlah kecil zat tertentu.
5.        Harus memenuhi kriteria syarat-syarat titrasi.
Neutralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton (atau ion hidronium) dan ion hidroksida membentuk air.
                        H+ + OH- → H2O
                        H3O+ + OH- → 2H2O
Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida).
Stoikiometri netralisasi
nAMAVA   =  nBMBVB
jumlah mol proton    =    jumlah mol ion hidroksida
subskrip A dan B menyatakan asam dan basa, n valensi, M konsentrasi molar asam atau basa, dan V volume asam atau basa.
Dengan bantuan persamaan di atas, mungkin untuk menentukan konsentrasi basa (atau asam) yang konsentrasinya belum diketahui dengan netralisasi larutan asam (atau basa) yang konsentrasinya telah diketahui. Prosedur ini disebut dengan titrasi netralisasi.
Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asm dengan menggunakan baku basa.
Titrasi asam-basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indicator bila pH pada titi ekivalen antara 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam tau basa lemah jika pentitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 10. Selama titrasi asam-basa , pH larutan berubah secara khas. pH berubah secara dratis bila volume titrasinya mencapai titik ekivalen.
Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetric adalah sebagai berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang kuantitatif/stokiometrik.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik  secara kimia maupun secara fisika.
4. Harus ada indicator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan.
Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar misalnya arsen trioksida pada pembakuan larutan iodium. Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer, dan kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar, misalnya larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”
V. ALAT DAN BAHAN
      - Alat                                                        - Bahan
        - Beker gelas             1 buah                   - Leutan cuka (ada dua sampel)
        - Buret 50ml             1 buah                   - Larutan standar NaOH 0,1 N
        - Erlenmeyer 250ml  2 buah                  - Indikator Phenolftalin (PP)
        - Pipet tetes               1 buah
        - Statif dan klem       1 buah
        - Botol semprot         1 buah


 
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Encerkan 10 ml asam cuka + 2 – 3 tetes indikator PP
 


 

Titrasi dengan NaOH 0,1 N. ulangi 3 kali

 

Dengan cara yang sama lakukan untuk larutan asam cuka sampel 2

 

Hitung konsentrasinya
Perhitungan :
Normalitas asam cuka        =  
Normalitas asam cuka        =   molaritas asam cuka
Persen asam cuka               =  

VII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1.    Apa yang dimaksud analisa volumetri ?
Jawab :
Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dengan mereaksikan suatu analit dengan larutan baku yang konsentrasinya sudah diketahui secara teliti.
2.    Apa yang dimaksud dengan indikator ? Senyawa – senyawa apakah yang dapat berlaku sebagai indikator !
Jawab :
-    Indikator adalah senyawa organik asam basa lemah  yang mempunyai warna         ..molekul dan warna ion berbeda.
-    senyawa KmnO4, PP dan lain – lain.
3.  Mengapa pada titrasi ini diperlukan suatu indikator? Dapatkah indikator PP  diganti dengan indikator yang lain? Jelaskan dan beriokan contohnya!
Jawab :
 -   Indikator digunakan agar perubahan warna pada larutan dapat terlihat oleh ...mata  sehingga dapat diamati titik akhir titrasi.
 -  Indikator PP dapat diganti dengan yang lain sesuai dengan trayek pH ....larutan.
4.  Hitung berapa NaOH yang harus ditimbang untuk membuat 250 ml 0,1 N ?
Jawab :
     N   =   n x M           M   =   0,1 N
     0,1 =   1 x M           M   =   gr/Mr  x  1000/P
                                           =   gr/40  x 1000/250
                                    gr   =    1 gram
5.   Berapa range pH indikator PP? bagaimana perubahan warna dan strukturnya          
               pada keadaan asam dan basa ?
       Jawab :
      Range pH adalah 8,3 – 10,5. Dalam keadaan asam PP tidak berwarna dan   
             dalam keadaan basa berwarna merah muda. 

VIII. DATA HASIL PENGAMATAN
Volume asam cuka                              :           2,5 mL
Volume asam oksalat                          :           5,0 mL
Eksperimen
Volume NaOH
I
II
Standarisasi NaOH
4,9 mL

Asam cuka 5 %
4,3 mL
4,7 mL
Asam cuka 10 %
8,2 mL
8,3 mL

IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN
·      Reaksi
CH3COOH  +  NaOH → CH3COONa + H2O
C2H2O4  +  2 NaOH → Na2C2O4  + H2O
·      Perhitungan
1. standarisasi NaOH
N NaOH         =           Vasam oksalat x N asam oksalat
                                                V NaOH
                        =          5 mL          x     0,1 N
                                                4,9 mL
                        =                      0,102 N
2. Penentuan Kadar Asam Cuka
a) Sampel 1 (5%)
gram cuka                   =        Vas cuka x BJ as cuka
                                          2,5 mL  x  1,01 gr/mL
                                    =               2,525 gr
N as cuka                    =        V NaOH  x  N NaOH
                                                      V as cuka
                                    =       4,3 mL  x 0,102 N
                                                     2,5 mL
                                    =               0,175 N

% as cuka                    =       N as cuka  x Mr as cuka         x  100 %
                                               1000 x BJ as cuka
                                    =     0,175 N x 60 gr/mol         x  100 %
                                                  1000 x 1,01
                                    =                1,03 %
b) sampel 5 %
N as cuka                    =         N NaOH  x V NaOH
                                                      V as cuka
                                    =      0,102 N  x  4,7 mL
                                                     2,5 mL
                                    =               0,191 N
% as cuka                    =       N as cuka x Mr as cuka           x  100 %
                                                   1000  x BJ
                                    =     0,191 N  x 60 gr/mol        x 100 %
                                                 1000  x 1,01
                                    =               1,134 %

c) Sampel 10 %
gr am as cuka              =       V as cuka  x  BJ as cuka
                                    =         2 ,5 mL  x  1,01
                                    =               2,525 N
N as cuka                    =        N NaOH  x  V NaOH
                                                      V as cuka
                                    =       0,102 N x 8,2 mL
                                                     2,5 mL
                                    =               0,334 N
% as cuka                    =         N as cuka x Mr cuka            x   100 %
                                                1000 x BJ cuka
                                    =     0,334 N x 60 gr/mol         x   100 %
                                                  1000 x 1,01
                                    =               1,984 %
d) Sampel  10 %
N as cuka                    =        N NaOH  x  V NaOH
                                                      V as cuka
                                    =      0,102 N  x   8,3 mL
                                                     2,5 mL
                                    =               0,338 N

% as cuka                    =       N as cuka x Mr as cuka           x   100 %
                                               1000 x BJ as cuka
                                    =     0,338 N  x 60 gr/mol        x   100 %
                                                  1000 x 1,01
                                    =               2,007 %






X. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini mengenai titrasi asam basa dengan penentuan kadar asam cuka. Percobaan ini dilakukan agar kita dapat menentukan konsentrasi asam cuka (asan asetat) dalam larutan cuka dengan titrasi netralisasi menggunakan larutan standar NaOH.
Dimana titrasi itu sendiri adalah penambahan pereaksi dari buret sekaligus mengukur volume larutan yang keluar dari buret. Sedangkan titrasi asam basa atau titrasi netralisasi adalah cara penenetapan kadar suatu zat (asam – basa) berdasakan reaksi asam-basa.
Dalam titrasi dikenal istilah titran dan titer. Titran merupakan zat yang bereasi. Sedangkan titer merupakan pereaksi. Bila titran yang digunakan adalah laruan baku asam maka titrasi tersebut dinamakan asidimetri. Tetapi sebaliknya bila  titran yang digunakan adalah larutan baku basa maka dinamakan titrasi alkalidimetri.
Dalam percobaan ini yang bertindak sebagai titran adalah larutan natrium hidroksida (NaOH) dan sebagai titer adalah larutan asam cuka (asam Asetat) dan asam oksalat.
NaOH juga merupakan larutan standar sekunder dimana larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya belum diketahui sacara pasti sehingga harus distandarisasi terlebih dahulu. Maka dari itu dalam percobaan ini kita menggunakan larutan asam oksalat. Larutan asam oksalat ini digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH, agar larutan ini memiliki konsentrasi yang jelas.
Larutan standar sekunder memiliki ciri-ciri sebagai berikut, bersifat higroskopis atau mudah menguap, Mr-nya kecil, larutan kurang percobaan ini kita menggumurni, tidak larut dalam pelarut seperti air, mudah terurai.
Larutan asam cuka (asam asetat) termasuk dalam larutan standar primer. Larutan standar primer merupakan larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti sehingga tidak perlu distandarisasi. Larutan ini juga dapat digunakan untuk menstandarisasi lrutan standat sekunder contohnya asam oksalat.
Larutan standar primer memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tersedia dalam kemurnian yang tinggi, tidak higroskopis dan tidak bereaksi dengan udara, mempunyai Mr yang besar sehingga lebih teliti dalam penimbangan, larut dalam pelarut yang diinginkan missal air bersifat stabil (tidak mudah terurai atau berubah menjadi zat lain).
Sebelum melakukan tritrasi kita terlebih dahulu menambahkan indikator PP. Indikator adalah senyawa organik asam atau basa lemah yang memiliki struktur dan warna yang  berbeda kepada keadaan asam & basa. Indikator ini digunkan untuk dapat mengethui dengan jelas perubahan warna yang terjadi pada titik ekuivalen atau titik akhir pada titrasi. Karena lrutan yang kita gunakan adalah larutan hening maka kita harus menggunakan indikator. Indikator ini dapat kita ganti dengan indikator laintergantung dengan titran yang digunakan setiap indikator mempunyai trayek yang berbeda-beda.
Dalam percobaan ini kita menggunakan indikator fenolftalein (PP). indikator ini memiliki trayek pH antara 8,3-10,5. Tidak berwarna pada larutan asam dan berwarna merah jambu (pink) pada larutan basa.
Selain tritasi asam basa adapula tritasi lain-lainnya diantaranya adalah titrasi kompleksometri, tritasi argentonetri, tritasi permangonametri.
Tritasi kokpleksometri adalah titrasi yang didasarkan atas pembentukan kompleks dari reaksi  komponen zat yang dipuji dengan titran. Titrasi argentometri atau pengendapan adalah salah satu cara titrasi yang digunakan untuk menentukan kadar suatu garam dengan menggunakan reaksi endapan. Dengan menggunakan AgNO3 sebagai titran. Dan tetrasi permanganometri adalah tritasi yang digunakan dengan menggunakan kalium permangat sebagai titran. Titrasi redoks adalah penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan atas reaksi reduksi atau oksidasi, dimana reduktor akan teoksidasi dan oksidator akan mengalami reduksi.
Pengertian dari asam basa sendiri banyak, diataranya menurut Lewis, Bronsted dan Lowry dan Arhenius. Menurut Lewis, asam merupakan aseptor elektron dan basa  adalah donorelektron. Menurut Bronsted Lowry, asam merupakaan donor proton. Sedangkan menurut Arhenius, asam merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion H’ jika dilarutkan dalam air sebaliknya basa menghasilkan ion OH jika dilarutkan dalam air.
Dalam percobaan ini kita menggunakan dua sampel yaitu asam cuka 5% dan asam cuka 10%. Dari percobaan yang kita lakukan kita dapat menyimpulkan bahwa konsentrasi asam cuka 16% lebih besar bila dibandingkan dengan asam cuka 5%. Sehingga persentase asam cuka 10% lebih besar dari asam cuka 5%.











XI. KESIMPULAN
  1. Titrasi asam basa adalah cara penetapan kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan asam-basa. 
  2. Titrasi yang diakukan dalam percobaan ini adalah titrasi alkalimetri.
  3. Larutan natrium hidroksi (NaOH) merupakan larutan standar sekunder dan sebagai titran.
  4. Larutan asam asetat sebagai titer da larutan standar primer.
  5. Indikator yang digunakan PP (fenolftalein) dengan trayek pH 8,3-10,5.
  6. Normalitas dari asam cuka 10% lebuh besar dari asam cuka 5%. 











DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2010. Penentuan Asam Cuka Perdagangan. http://shochichah.blogspot.com/ 2010/04/standardisasi-larutan-naoh-dan.html(diakses 13 november 2010)

Indigomorie. 2009. Bagaimana Membuat Larutan Standar?. http://kimiaanalisa. web.id/bagaimana-membuat-larutan-standar/ (diakses 13 November 2010)

Indigomorie. 2009. Titrasi Asam Basa: Basa Lemah Vs Asam Kuat. http:// kimiaanalisa.web.id/titrasi-asam-basa-basa-lemah-vs-asam-kuat/ (diakses 13 November 2010)

Shochichah. 2010. Standardisasi Larutan NaOH Danpenentuan Asam Cuka Perdagangan. http://shochichah.blogspot.com/2010/04/standardisasi-larutan-naoh-dan.html. (diakses 13 November 2010)

Yoshito Takeuchi. Netralisasi. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar /asam_dan_basa/netralisasi/. (diakses 13 November 2010)